Jumat, 10 Mei 2013

Impuls Saraf




SINAPS
Sinaps adalah sambungan antara neuron yang satu dengan neuron yang lain. Pada saat impuls melintasi sinaps, impuls dapat terus dijalarkan atau dihambat. Pada sinaps terdpat celah yang dikenal dengan nama celah sinaps (synaptic cleft) yang lebarnya kurang lebih 200 Å (Angstrom).

Neuron yang terletak sebelum sinaps disebut neuorn prasinaps (presynaptic neuron), sedangkan neuron yang terletak setelah sinaps disebut neuron pascasinaps (postsynaptic neuron). Penjalaran impuls melintasi sinaps berlangsung searah, yaitu dari neuron prasinaps ke neuron pascasinaps dan melibatkan neurotransmiter (zat penghantar). Ada berbagai macam neurotransmiter, antara lain asetikolin yang terdapat pada sinaps di seluruh tubuh, noradrenalin yang terdapat pada sistem saraf pusat simpatik, dan serotonin yang terdapat pada saraf pusat dan otak.
Neurontransmiter diproduksi oleh neuron prasinaps dan disimpan di dalam vesikel. Bila suatu impuls tiba di bongkol sinaps, ada sejumlah kecil ion Ca2+ masuk ke dalam bongkol sinaps sehingga vesikel-vesikel bergerak menuju ke membran prasinaps. Vesikel kemudian melepaskan neurontransmiter.

Berdasarkan tempatnya, sinaps di bedakan menjadi tiga macam:
·         Sinaps aksosomatik (axosomatic synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara akson dari satu neuron dengan badan sel dari neuron lain.
·         Sinaps aksondendritik (axodendritik synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara akson dari neuron yang satu dengan dendrit dari neuron lain.
·         Sinaps aksoaksonik (axoaxonic synaps), yaitu sinaps yang terletak antara ujung akson dari neuron yang satu dengan akson neuron lain.
IMPULS SARAF
 

Salah satu sifat neuron adalah permukaan luarnya bermuatan positif, sedangkan bagian dalamnya bermuatan negatif. Jadi, ada perbedaan potensial antara neuron bagian luar dengan neuron bagian dalam. Keadaan demikian disebut polarisasi.
Bila neuron tersebut dirangsang, di tempat tersebut terjadi penurunan beda potensial atau muatannya berubah, yaitu bagian luarnya menjadi negatif dan bagian dalamnya menjadi positif. Keadaan tersebut disebut depolarisasi.
Peristiwa perubahan muatan pada membran plasma neuron di sepanjang serabut saraf tersebut disebut dengan potensial aksi saraf atau yang di kenal dengan impuls saraf.
Semua impuls saraf adalah sama. Respon yang berlainan bukan disebabkan karena impuls yang berbeda, tetapi karena reseptor dan efektor yang berbeda.
Ada beberapa teori mengenai pengahantar impuls, tetapi hanya satu teori yang dapat diterima oleh para ahli, yaitu teori membran.
Teori membran dijelaskan sebagai berikut. Pertama, dalam keadaan istirahat (tidak menghantarkan impuls), serabut saraf berada dalam keadaan polarisasi, artinya permukaan luar membran bermuatan positif, sedangkan permukaan dalam membran bermuatan negatif. Kedua, tempat dimana serabut saraf dirangsang terjadi depolarisasi, artinya permukaan luar membran menjadi bermuatan negatif dan permukaan dalam membran menjadi positif. Ketiga, antara daerah yang mengalami depolarisasi dengan daerah yang mengalami polarisasi timbul aliran listrik. Aliran listrik ini disebut arus lokal atau sirkuit setempat. Adanya arus lokal ini akan menyebabkan depolarisasi di daerah sebelahnya. Kemudian, akan timbul arus lokal dan diikuti depolarisasi di daerah sebelahnya, demikian seterusnya. Keempat, dengan demikian depolarisasi akan selalu berpindah tempat atau menjalar di sepanjang serabut saraf sehingga timbul impuls saraf. Kelima, setelah mengalami depolarisasi, daerah tersebut kemudian akan berada dalam keadaan refrakter, artinya daerah tersebut tidak peka lagi terhadap rangsangan.
Impuls dalam saraf berjalan dari dendrit ke badan sel, lalu ke sepanjang akson, kemudian berhubungan dengan sel saraf yang lain. Adakalanya neuron tidak menghantarkan impuls. Keadaan demikian di kenal sebagai keadaan istirahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar